MENU DISABILITAS
Pembimas Katolik Banten mendorong Biarawati menjadi pelopor terdepan dalam keteladanan hidup moderasi beragama.
KEMENAG BANTEN - Bimas Katolik Kanwil Kemenag Banten menyelenggarakan kegiatan 'Dialog Kerukunan Intern Biarawati Katolik dalam Moderasi Beragama' di salah satu hotel di Serang.
Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang diselenggarakan oleh Bimas Katolik Banten yang dihadiri oleh 60 suster dari kongregasi / Tarekat yang berbeda di wilayah Provinsi Banten.
“Pertemuan ini merupakan silahturahmi para suster yang berbeda kongregasi untuk berbagi kisah pengalaman dalam melayani umat,” kata Pembimas Katolik Banten, Osner Purba saat membuka kegiatan tersebut.
Kegiatan Bimas Katolik yang berlangsung pada 13 – 14 Juli 2023 ini menghadirkan tiga orang pembicara, yakni Romo Yohanes Suradi, Romo Yohanes Anggi Witono Hadi dan H. A.M. Romly.
Romo Yohanes Anggi Witono Hadi, Pastor rekan Paroki Rangkas Bitung sebagai pembicara pertama memaparkan materi tentang ‘Biarawati Katolik, Pelopor Terdepan Dalam Keteladanan Hidup Membiara’.
Menurutnya, keteladanan hidup jauh lebih kuat mempengaruhi umat ketimbang banyak berbicara. Artinya berbicara seperlunya saat melakukan pewartaan tetapi yang jauh lebih penting adalah menegaskan apa yang diwartakan itu dengan keteladanan hidup.
“Ada sebuah peribahasa Latin berbunyi ‘verba docent, exempla trahunt’ yang artinya kata-kata yang mengajar, tindakan yang memberi teladan. Peribahasa tersebut cocok disematkan pada diri Yesus,” kata Romo Anggi.
Lebih lanjut, imam dari keuskupan Bogor ini menyoroti peranan biarawati-biarawati Katolik. Menurutnya, peranan kaum biarawati begitu penting dalam memperkenalkan Kristus kepada orang-orang sekitar.
“Membawa Kristus semakin dikenal oleh semakin banyak manusia dan membawa semakin banyak manusia kepada Kristus,” tegas Romo Anggi di sela-sela pemaparan materinya.
Bagaimana cara yang dilakukan oleh para suster (biarawati) supaya bisa memperkenalkan Kristus? Caranya sederhana, yakni Belajar dari Yesus yang selalu berkeliling, mengajar dan menyembuhkan orang sakit.
​
Pada sesi kedua, menghadirkan Romo Yohanes Suradi sebagai pembicara. Ia melihat bahwa para imam, biarawan-biarawati Katolik menjadi pelopor penguatan moderasi beragama di dalam masyarakat.
Menurut Pastor Kepala Paroki Kristus Raja – Serang ini bahwa moderasi beragama sebagai panggilan hidup bersama dalam masyarakat yang plural ini.
Untuk mempertegas moderasi beragama sebagai panggilan hidup bersama dalam membangun kerukunan, ia mengutip Mazmur 133: ‘Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun’.
​
Pada sesi terakhir, menghadirkan Ketua FKUB Provinsi Banten, Dr. H.A.M. Romly sebagai narasumber.
Di hadapan para suster yang hadir, Romly menuturkan pengalaman perjumpaannya dengan orang-orang Katolik saat studi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara – Jakarta.
“Para pastor menjadi sahabat saya saat menjadi studi di SFT Driyarkara,” tutur Haji Romly dan disambut dengan gembira oleh para suster.
Seluruh rangkaian kegiatan ini ditutup oleh Bapak Osner Purba, selaku Pembimas Katolik – Kanwil Kemenag Provinsi Banten.*** (Valery Kopong)